Senin, 24 November 2014

Solusi untuk Meminimalisasi Supaya Produk Nasional Tidak Kalah Saing oleh Produk Impor.


    Semakin banyak nya produk asing di pasar Indonesia yang merupakan buntut dari perdagangan bebas di era globalisasi, membuat banyak industri lokal banyak yang runtuh karena tidak mampu menahan persaingan yang begitu berat dan daya saing produk Indonesia seakan sirna oleh produk-produk asing. Berikut solusi untuk meminimalkan produk nasional agar tidak kalah saing oleh produk impor


1. Meningkatkan daya saing agar dapat berkompetisi dengan produk impor terutama produk impor dari China. Caranya adalah dengan memperbaiki masalah infrastruktur. Karena mustahil bagi Indonesia untuk bersaing dengan China bila tidak ditopang dengan infrastruktur yang memadai.

2. Mengeluarkan kebijakan safeguard
Kebijakan safeguard disisni yaitupengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Strategi ini dilakukan jika memang pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan beberapa sektor perdagangan luar negeri sehingga produk impor tidak terlalu banyak di negara kita.

3. Solusi complementary
Seperti apa yang dikatakan oleh A Prasetyantoko (analis kebijakan dari Center for Financial Policy Studies), Indonesia perlu memperhatikan struktur produksi dan ekspor mana yang berbeda dari negara luar. Jadi apa yang tidak di produksi di negara luar, maka produk itu dapat dijadikan produk ekspor andalan Indonesia ke negara luar. Itulah yang disebut dengan solusi complementary atau kebijakanperdagangan yang saling melengkapi antara Indonesia dengan negara luar.

4. Solusi Voluntary Export Restraint (VER)
Dengan VER, Indonesia dapat meminta negara luar untuk secara sukarela membatasi ekspornya ke Indonesia. Caranya adalah dengan meminta negara luar mencabut subsidi ekspor dan membeli lebih banyak lagi dari Indonesia.

5. Standarisasi bagi sebuah produk
Dengan penerapan standarisasi bagi sebuah produk diharapkan mutu dari suatu produk terjamin, sehingga masyarakat kita akan lebih percaya terhadap produk yang dihasilkan dari dalam negerinya sendiri. Dengan penerapan tindakan ini diharapkan dapat meminimalisasi pasokan barang-barang impor sejenis.

6. Turunkan pajak ekspor semaksimalnya, dan perketat masuknya barang impor yang tentunya dengan harga yg demikian murah dapat menghancurkan industri dalam negeri yang baru bertumbuh.

7. Perketat pengawasan dana asing yang masuk ke negeri ini. Jangan sampai perusahaan-perusahaan nasional kita ‘dikerjai’ kembali oleh investor2 asing. Butuh kejelasan porsi kepemilikan usaha Domestik/Foreign, dan sedikit ketegasan terhadap pemindahan dana usaha ke luar negeri.

source:  http://sucirakhmawati.wordpress.com/2013/06/15/kurangnya-minat-masyarakat-terhadap-produk-dalam-negeri/

Senin, 27 Oktober 2014

TOP 5 BRAND CONVENIENCE STORE DI INDONESIA


Pengertian



Convenience Store adalah toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Mulai dari makanan, minuman, sampai keperluan rumah tangga. Convenience Store tidak sama dengan retail. Jika retail hanya sebagai toko yang menjual barang-barangnya saja, maka convenience store lebih menitikberatkan kepada kenyamanan pembeli. Untuk menarik banyak pembeli convenience store menyiapkan tempat-tempat duduk sebagai jamuan tempat mengobrol dan menyiapkan Wi -Fi Hotspot.
Banyak convenience store yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Sekarang saya akan membahas 5 convenience store yang terpopuler di Indonesia

7-Eleven




7-Eleven adalah jaringan (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara-negara antara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang.
Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk wilayah Dallas), nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas).
Tahun 1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado. Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang.
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran besar.
Menurut pendapat saya, 7-Eleven merupakan brand convenience store terbesar yang berada di Indonesia. 7-Eleven sendiri mempunyai fasilitas dan pelayanan yang cukup bagus. 7-Eleven juga merupakan tempat nongkrong buat kaum muda-mudi untuk sekedar  mengobrol atau mengerjakan tugas sekolah/kampus.
Saya sendiri cukup sering mengunjungi 7-Eleven semasa waktu saya masih dibangku SMA. Karena lokasi sekolah di SMA saya sangat banyak 7-Eleven yang bisa di kunjungi bersama teman-teman saya untuk sekedar mengobrol atau menggunakan fasilitas Wi-Fi Hotspot.

Circle K





Pada tahun 1951, Fred Harvey membeli tiga toko bahan makanan Kay's Foodstore di El Paso, Texas, setelah pembelian tersebut, Fred Harvey mengubah nama Kay's Foodstore menjadi Circle K. Sejak saat itu dengan perlahan Circle K mulai membesar melalui berbagai akuisisi minimarket lain dan akhirnya pada tahun 1979, Circle K terjun ke pasar internasional dengan mengadakan lisensi pembukaan gerai internasional pertamanya di Jepang. Hal inilah yang menjadi batu loncatan bagi perusahaan ini berkembang menjadi salah satu jaringan waralaba minimarket yang terbesar di dunia. Itulah cikal bakal merek Circle K yang kita kenal sampai saat ini. Sampai saat ini Jaringan minimarket Circle K memiliki lebih dari 4000 gerai internasional yang terletak di luar Amerika dan 2100 gerai yang tersebar di seluruh Amerika.
Pada tahun 2003 Alimentation Couche-Tard (ACT) sebuah perusahaan retail convenience store terbesar dari Kanada mengakuisisi brand/merk Circle K. Gerai Circle K saat ini dapat dijumpai hampir di berbagai belahan dunia seperti di Amerika Serikat, Meksiko, Jepang, Macau, China, Taiwan, Guam, Hong Kong, dan Indonesia. Circle K pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1986 di kota Jakarta, tepatnya di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Circle K lalu merambah keluar Jakarta dengan membuka store luar Jakarta pertamanya di Bali pada tahun 1996. Circle K Yogyakarta menyusul pada tahun 2000, Circle K Bandung juga menyusul tahun 2001. Saat ini Circle K memiliki gerai di hampir setiap kota besar di seluruh Indonesia dan mempekerjakan lebih kurang 700 tenaga kerja di Indonesia, Circle K memiliki jaringan di Jakarta (23 gerai), Bandung (7 gerai), Yogyakarta (38 gerai), and Bali (42 gerai)
Saya juga pernah mengunjungi Circle K. Karena kebetulan itu dekat dengan rumah teman saya, ketika saya sedang menginap dirumah teman saya. Saya membeli makanan dan hot chocolate pada malam hari. Menurut saya Circle K tidak jauh berbeda dengan Alfamart dan Indomart, karena konsumen dituntut langsung untuk menikmati ditempat langsung

 Lawson




Lawson adalah convenience store milik Jepang. Di Jepang, Lawson menjadi convenience store terbesar kedua setelah 7-Eleven. Kantor pusat Lawson ada di East Tower, Gate City Ohsaki di Osaki, Shinagawa, Tokyo. Logo perusahaan ini berupa kaleng susu untuk mengingatkan orang bahwa Lawson berawal dari toko susu bernama J.J Lawson di Negara bagian Ohio, Amerika Serikat pada tahun 1939. Namun Lawson sekarang adalah perusahaan Jepang, sekaligus pemilik jaringan convenience store terbesar kedua di Jepang setelah 7-Eleven.
Setelah membuka gerai pertama di Okinawa pada Juli 1997, Lawson dicatat sebagai jaringan convenience store pertama yang membuka gerainya di 47 prefektur di Jepang. Pada Mei 2011, Lawson membuka toko ke-10.000 di Jepang. Hingga Maret 2013, Lawson memiliki 11.174 toko di Jepang.
Di Indonesia, Lawson menandatangani perjanjian lisensi dengan PT. Midi Utama Indonesia, Tbk dari Alfa Group pada 20 Juni 2011. Midi Utama Indonesia adalah pemilik merek minimarket Alfamidi dan Alfaexpress. PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk juga dari dari Alfa Group adalah pemilik merek minimarket Alfamart. Gerai pertama Lawson di Indonesia dibuka di Kemang, Jakarta Selatan pada Juli 2011. Hingga Maret 2013, Lawson telah memiliki 83 toko di Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Depok,Jakarta, Jawa Barat, dan Tangerang. Di Indonesia, pembeli dapat membeli makanan siap saji dan minuman untuk dinikmati di ruang duduk yang terdapat di dalam dan di luar toko. Produk orisinal Lawson di Indonesia adalah oden dan onigiri.
Saya sendiri pernah mengunjungin Lawson Cuma hanya sekedar mengobrol dengan teman-teman dan menggunakan WiFi-Hotspot yang ada. Karena Wi-Fi di lawson lumayan kencang. Tetapi tidak berbeda jauh dengan 7-Eleven yang menyediakan gerai untuk tempat nongkrong anak-anak muda.

Indomaret Point

 
 

 

Indomaret mulai melirik pasar convenience store. Lewat brand Indomaret Point, Indomaret siap bertarung dengan 7-Eleven dan Lawson milik group Alfamart. Konsep nya juga tidak jauh berbeda dengan 7-Eleven dan Lawson, namun Indomaret Point dikembangan oleh orang Indonesia jadi lebih memasarkan produk-produk lokal
Saya juga pernah mengunjungi indomaret point waktu semasa saya SMA. Karena disini sering diadakan nonbar, dan tempat nya juga lumayan enak untuk sekedar nongkrong bersama teman-teman


Family Mart

  



Pada September 1972, Bagian Perencanaan Seiyu Group mendirikan Seksi Toko Kecil, dan membuka toko pertamanya di Sayama, Prefektur Saitama. Pada Maret 1978, Seiyu Stores mendirikan FamilyMart Department, dan membuka toko di empat lokasi.
FamilyMart Co. Ltd. didirikan sebagai anak perusahaan Seiyu Stores pada September 1981. Semua bisnis dan properti dialihkan ke FamilyMart Co. Ltd., dan waktu itu terdapat toko di 89 lokasi.
Saham FamilyMart mulai diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo Seksi Dua pada Desember 1987, dan baru diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo Seksi Pertama sejak Agustus 1989.
Ekspansi FamilyMart dimulai di Naha, Okinawa pada Oktober 1987. Di Taiwan, FamilyMart dan perusahaan rekanannya membentuk Taiwan Family Mart Co., Ltd. pada Agustus 1988. Kontrak dengan Bokwang FamilyMart Co. Ltd. ditandatangani di Seoul, Korea Selatan pada Juli 1990. Bokwang FamilyMart Co. Ltd. mendapatkan pengetahuan operasional convenience store dan hak penggunaan logo FamilyMart berdasarkan lisensi. Berdasarkan kesepakatan ini, toko-toko dibuka di Korea Selatan.
Di Thailand, FamilyMart mendirikan Siam FamilyMart bersama Robinson Department Store Public Co., Ltd., Saha Pathanapibul Public Co., Ltd., dan Itochu (Thailand) Ltd.. Di Kagoshima, FamilyMart dan Homboshoten Co., Ltd. mendirikan Minami Kyushu FamilyMart Co., Ltd. pada April 1993.
Pada Desember 2003, FamilyMart berhasil menjadi jaringan toko kelontong pertama asal Jepang yang memiliki toko di 10.000 lokasi di Asia. Pada Mei 2004, Shanghai FamilyMart Co. Ltd. (China) didirikan FamilyMart bekerja sama dengan Tinghsin (Cayman Islands) Holding Corporation, Taiwan FamilyMart Co., Ltd., Itochu Corporation, and CITIC Trust & Investment Co., Ltd.. Di Amerika Serikat, FamilyMart bekerja sama dengan Itochu Corporation and Itochu International Inc. (U.S.A.) untuk mendirikan Famima Corporation (U.S.A.).
Karena saya belum pernah mengunjungi Family Mart jadi saya tidak bisa memeberi pendapat apa-apa

Source: Wikipedia